Sholat ini dilaksanakan setelah sholat zuhur yang dilanjutkan dengan Khutbah yang disampaikan oleh Dr. Eng Rahmadi Kurnia, MT (dosen Fakultas Teknik Universittas Andalas).
“Pelaksanaan sholat ini merupakan salah satu anjuran dalam ajaran islam ketika terjadinya gerhana matahari,” ujar ketua Pengelolah Masjid Nurul Ilmi Prof. Yaswirman, MA.
Lalu, ia menyampaikan fenomena alam ini bertepatan dengan 29 Rabiul Akhir 1441 Hijriah yang hanya bisa dilihat dengan mata terlanjang dibeberapa daerah di wilayah Indonesia.
Dr. Rahmadi Kurnia Khatib sholat berpesan fenomena alam ini merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT karena sebagian orang menganggap cikal bakal terjadinya bencana alam atau kelahiran orang tertentu.
Kedua ia mengatakan dengan melaksanakan sholat sunat ini semoga Allah memasukkan kita kepada orang-orang yang taat dan mengikuti sunnah.
“Sholat ini merupakan sholat insidentil karena tidak selalu terjadi dan merupakan fenomena langkah yang mungkin terjadinya dalam jangka waktu tertentu,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan pelaksanaan sholat ini dengan memperpanjang ayatnya dan memperlama rukuk.
Kemudian ia mengungkapkan terjadinya gerhana matahari ini sebagai bukti betapa mudah dan gampangnya Allah mengatur alam semesta ini.
Terakhir, ditekankannya fenomena menjadi momen bagi kaum Muslimin untuk instrospeksi diri akan terjadinya hari kiamat.
Pada saat kiamat nanti manusia akan berada di situasi gelap karena tidak ada lagi cahaya matahari dan akan membuat seluruh umat manusia dalam ketakutan dan kepanikan.
Ia juga mengibaratkan bayi yang baru lahir saja bisa tumbuh ubannya karena begitu paniknya.
”Dengan adanya fenomena ini seharusnya dapat meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah,” ujarnya.(*)
.jpg)
.png)
